Trouma In Love Bagian 4

Sebulan sudah kami saling mengenal dan kabar baiknya adalah kakiku sudah sembuh dan dapat berjalan normal tanpa tongkat. Selama sebulan itupun kami sering berbagi cerita bahkan kini aku tahu bahwa dia adalah anak tunggal yang sudah tidak memiliki ayah karena ayahnya telah meninggalkan keluarganya deni wanita lain. Dulu ayahnya seorang gitaris, hanya satu hal yang membuatku nyaman bersamanya karena dia pernah berkata bahwa dia berjanji dalam dirinya semenjak ayahnya pergi untuk selalu menjaga ibunya dan wanita yang nantinya ada di samping dia dan tidak akan pernah meninggalkannya karena alasan apapun karena baginya itu sudah menjadi pilihan hidup.
“Besok aku mau jalan sama anak-anak Outers ke pantai pasir putih. Kamu ikut aku ya ?”, ajaknya.
“Aku janji akan selalu jagain kamu. Please trust me”, tambahnya dengan senyum manisnya yang membuatku semakin melayang.
“Kamu ijin sama kak Bima ya soalnya Cuma dia yang aku punya.”
“Iya Cia”, oh iya satu hal lagi yang membuat aku merasa dia merasa nyaman dengan kehadiranku adalah panggilan untukku dari dia adalah Cia karena Cia lebih cocok untukku dibandingkan Valen.
***
Malam ini Zian memberitahu bahwa ia berada di studio band yang biasa menjadi basecamp mereka. Aku berniat memberi kejutan padanya dengan membawakan kroket ayam kesukaannya dan yang paling spesial adalah itu adalah bikinanku sendiri. Aku membuatnya sambil membayangkan dia akan terkejut dan senang dengan kehadiranku. Angga kebetulan ada di rumahku dia sedang menonton film action seperti biasa. Aku meminta dia untuk mengantarku ke tempat Zian berada karena ini sudah agak malam dan ia pun tidak keberatan. Angga memang teman yang baik.
Sejam berkutan di dapur akhirnya kroketku jadi sudah. Aku membagi 4 buah kroket untuk Angga dan dengan cepat Angga pun menghabiskan keempat buah kroket buatanku.
Sepanjang perjalanan aku membayangkan Zian akan memuji masakan buatannya. Namun tidak seperti yang di bayangkan, kedatanganku membukakan mataku bahwa ternyata semua anak band tetaplah sama yaitu mudah tergoda oleh wanita manapun. Kejadian yang membuatku shock saat ini adalah aku melihat Zian sedang berpelukan dan berciuman dengan seorang wanita berambut ikal dan panjang. Dan tanpa aku sadari, aku menjatuhkan tempat kroket yang ada di tanganku. Angga segera turun dari motor dan melihat apa yang sedang aku lihat.
“Cepat ikut aku ke sana”, perintah Angga sambil menarik erat tangan kananku.
BUUUGGHH. Terdengar suara hantaman ke wajah Zian. Aku hanya bisa mengeluarkan air mata sambil menatap mata Zian kecewa.
“Cia, ini gak seperti yang kamu pikir. Tolong percaya aku.”, jelasnya sambil memegangi hidungnya yang berdarah.
Kali ini aku tidak bisa menahan amarah lagi ketika wanita yang bermesraan tadi membalikan badannya.
“Kenapa selalu kamu ??”, kataku dengan nada keras dan emosi sambil menangis.
“Kamu selalu merebut orang yang aku sayang. Belum puas kamu permalukan aku di depan orang banyak ?. Sekarang aku gak peduli lagi apa yang mau kalian berdua lakukan di sini.”, lanjutku menggebu-gebu.
“Buat kamu ”, telunjukku menunjuk ke arah Zian.
“Aku pikir selama ini kamu beda sama anak band yang pernah aku kenal. Kamu bisa bikin aku melupakan bahwa anak band hanya bisa mempermainkan perasaan cewek tapi ternyata semua salah. Aku sayang sama kamu tapi itu DULU.”, langkah kakiku segera menjauh darinya.
“CIA..CIA”, teriakan Zian yang semakin membuatku tidak berhenti mengeluarkan air mata.
Angga berusaha menghiburku bahkan dia menjagaku hingga aku tertidur di pangkuannya. Angga dapat dipercaya tidak seperti laki-laki lain yang pernah aku kenal. Sebenarnya banyak temanku yang suka sama dia tapi dia merasa belum bertemu orang yang benar-benar mencintainya dengan ketulusan. Aku berharap dapat mendapatkan orang seperti Angga untuk menjagaku selalu. Aku tidak mungkin menjadikan Angga pasanganku karena kami sudah seperti saudara karena rumah kami yang bersebelahan sejak aku pindah ke rumah ini bersama kakakku.
***
“Bangun Val, udah pagi nih kamu gak sekolah ?”, tanya Kak Bima sambil membuka tirai kamarku.
Ternyata semalam Angga menggotongku ke kamar, hebatnya.
“Kapan pulang , kak ?”
“Jam 4 tadi. Kamu sakit ?”
“Nggak kok. Namanya juga baru bangun tidur pasti masih pucet lah.”, kulihat jam di kamar menunjukkan pukul 6.15 dengan segera aku bersiap untuk berangkat ke sekolah. Tapi kenapa aku merasa badanku kurang sehat ya, padahal aku nggak abis kehujanan ?
Setelah sarapan roti panggang buatan Kak Bima aku berangkat bersama Angga.
Tepat bel berbunyi kami tiba di parkiran sekolah.
“Kamu nggak apa apa ?”, tanya Angga khawatir melihat keadaan aku yang lemas.
“Nggak kok, Ga. Aku sehat-sehat aja mungkin karena aku lupa pake bedak makanya kamu piker aku sakit.”
“Nanti kamu balik sendiri ya soalnya aku harus ke tempat les music mau ada lomba jadi aku harus galdi bersih hari ini.”
“Oh iya udah nggak apa-apa kok”, kamipun berjalan menuju kelas masing-masing.
TEEEEEEETTT…TTEEEEEEEETTTT…TTEEEEETTT
Bel sekolah berbunyi 3 kali tanda jam sekolah teah usai dan semua siswa berhamburan untuk melakukan aktifitas di luar jam sekolah. Karena Angga pulang duluan dan Kak Bima masih istirahat jadi aku pulang naik angkot lagi.
“Kalo jam segini masih banyak anak-anak lain yang mau naek angkot yang ada kamu nggak dapet angkot terus loh”, Shera teman dance-ku menepuk pundakku.
“Jalan ke arah rumahku aja yuk nanti ada angkot lain yang ke arah rumah kamu juga kok, sekalian curhat nih”, lanjutnya.
Sepanjang jalan menuju arah rumah Shera yang dekat sekolah, Shera bercerita bahwa ternyata hal yang menyebabkan dia putus dengan mantan pacarnya karena salah paham. Dia baru tahu sekarang karena saat kejadian dia sudah terlanjur kesal dan marah sehingga dia mrenyesal tetapi kemarin Shera bilang bahwa dia balikan lagi sama mantan pacarnya itu. Setelah mendengarkan cerita Shera tanpa sadar ternyata sudah berada di halte dekat rumah Shera dan di situ aka nada banyak angkot yang lewat ke arah rumahku.
“Main aja yuk ke rumah ?”, ajaknya.
“Lain kali aja ya Sher”, tolakku karena kasihan Kak Bima sendirian di rumah.
Setelah Shera menghilang dari pandanganku, aku melihat mobil berwarna merah metalik yang seingat aku pernah menyerempet aku dulu dan berhenti di hadapanku. Kacanya yang gelap membuatku sulit mengenali siapa yang ada di dalam mobil. Tapi yang membuatku bertambah bingung adalah dari mana dia tahu bahwa aku ada di sini dan apa mungkin dia masih ingat aku.Aku terkejut bukan kepalang ketika tahu orang yang berada dalam mobil itu adalah ZIAN.Kepalaku sangat berat dan pusing sekali. Perutku mulai mual dan pandanganku mulai kabur.

Apa yang terjadi pada Valencia sehingga ia tidak sadarkan diri ?
Dan akan kah hubungannya mereka lebih memburuk dari sebelumnya ?
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "Trouma In Love Bagian 4"

  1. Anonim Says:
    8 November 2010 pukul 22.48

    Bikinkan dong cerita tentang cinta yg romantis dan yang mengharukan.
    ya semacam romeo n juliet gitu lah
    By: Rywan Kaiser

Posting Komentar