Trouma In Love Bagian 1

“Pensi besok sekolah kita ngundang Band Outers loh!”, seru salah seorang anak yang baru mendapatkan kabar dari panitia pensi.

Band Outers sedang naik daun di pentas seni alias pensi anak-anak SMA, mungkin karena perform mereka yang keren dan personelnya yang cool banget. Band ini terdiri dari 4 orang cowok yang bernama Randa (vokalis), Melka (gitaris), Zian (bassis), dan Dhika (drummer). Dari keempat cowok itu Zian merupakan personel yang jarang berinteraksi secara verbal ke penonton tetapi tatapan mata dan senyumnya dapat membuat gadis-gadis berteriak histeris.

Siang itu cuaca sangat mendung sehingga latihan dance untuk memeriahkan pensi 1 minggu lagi ditunda. Angin bertiup kencang membuat mataku kelilipan debu jalan yang semula kering.

“Val, kamu balik naik angkot lagi ?. Kok tumben gak dijemput kakak ?”, tanya Angga di atas motor CBR berwarna merah di hadapanku.
“Nggak, Ga. Aku Kak Bima lagi ngurus pernikahannya di Bandung.”
“Mau bareng gak ?”
“Gak usah kan kamu harus les music dan nggak searah. Aku nggak mau ngerepotin siapa pun. Makasih ya tawarannya.”, tolakku halus dengan senyum manisku.
“Baiklah. Aku pulang duluan ya.”, ucapnya dan meninggalkan aku sendiri di depan gerbang sekolah untuk menunggu angkot lewat. Tidak berapa lama angkot yang aku tunggupun tiba dan aku pulang kerumah.
Ketika turun dari angkot di depan perempatan dekat rumah tiba-tiba ada mobil berwarna merah metalik menyerepet aku sehingga aku tersunggur di pinggir jalan, untung saat kejadian sepi kalau tidak bisa-bisa dikeroyok orang sekampung tuh orang yang nabrak. Kaki kananku terkilir lumayan parah sepertinya, baru niat bangun saja terasa sangat ngilu ditambah lagi siku tanganku yang berdarah. Untungnya orang yang menabrakku memiliki etikat baik untuk menolong, dia membuka pintunya namun kenapa tiba-tiba semuanya menjadi gelap ?.
Udara menjadi dingin dan sepertinya aku mencium bau rumah sakit, dengan segera kubuka mataku dan benar saj aku berada di ruang UGD rumah sakit yang ternyata dekat dengan rumahku.
“Kamu sudah sadar ?”, ujar seorang suster berkerudung padaku.
“Siapa yang membawa saya kesini , Sus ?”
“Laki-laki yang berumur 20 tahunan lah kira-kira dan dia bilang dia yang menabrak kamu sehingga tanganmu terluka dan kakimu harus di gips karena mengalami sedikit keretakan di mata kaki. Sebaiknya nanti kamu harus mengurangi kegiatan seperti lari dan sejenisnya yang membuat kaki kamu beraktifitas banyak.”, ujar suster itu halus.
Kecewa. Itulah yang sedang kualami saat ini karena kejadian ini sepertinya aku tidak dapat mengisi acara pensi nanti. Di balik itu aku senang si penabrak beretikat baik untuk membawaku ke rumah sakit dan membayar seluruh biaya administrasi termasuk sebuah tongkat untuk memapah tuuhku karena kakiku yang terluka.
“Oh iya saya lupa. Tadi orang itu bilang kalau ada hal yang ingin kamu harapkan sebagai pertanggunjawabannya bisa hubungi kesini.”, ujar suster tadi seraya memberikan aku selembar kertas notes kecil bertuliskan nama dan nomor handphonenya.
Akhirnya sampai juga di atas tempat tidur yang sangat nyaman. Setelah mandi aku kembali merebahkan diriku ke atas kasur empuk di kamarku. Sambil membolak-balik kertas yang berisi nomor handphone si penabrak aku berpikir mengapa orang itu tidak menunggu sampai aku sadar dan meminta maaf, masa aku yang menghubungi dia untuk meminta dia mengucapkan kata maaf ?.
Apakah Valencia akan menghubungi si penabrak ?
Baca cerita selanjutnya .
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Trouma In Love Bagian 1"

Posting Komentar